Moms yang baru merasakan hamil perdana pasti sedang melalui banyak perubahan ya. Di masa ini, tubuh bekerja ekstra keras: hormon berubah, volume darah meningkat, metabolisme menyesuaikan, dan tubuh mulai berbagi energi untuk membantu pertumbuhan janin. Di tengah semua perubahan ini, Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah hal yang harus benar-benar diwaspadai karena bisa mempengaruhi kesehatan Moms dan Si Kecil.
Kehamilan membutuhkan energi besar karena KEK pada ibu hamil membuat tubuh harus membagi tenaga, nutrisi, oksigen, hingga emosi kepada janin. Pemenuhan gizi harian harus terjaga, karena jika asupan tidak cukup, tubuh akan kekurangan cadangan energi, dan risiko KEK pada ibu hamil menjadi lebih besar. Kondisi ini bisa berdampak serius pada tumbuh kembang janin, terutama pada trimester awal saat organ vital terbentuk.
KEK atau Kekurangan Energi Kronis adalah kondisi ketika calon ibu mengalami kekurangan asupan energi dan protein dalam jangka waktu panjang. KEK biasanya terjadi jika menu sehari-hari tidak memenuhi kebutuhan gizi, terutama bila Moms sering melewatkan makan, mengalami mual muntah berat, atau sebelumnya sudah memiliki tubuh kurus.
Dampak Buruk KEK Terhadap Bayi
Jika dibiarkan, KEK pada ibu hamil bisa memberikan dampak buruk pada bayi yang sedang dikandung. Berikut beberapa dampak buruk KEK terhadap bayi.
1. Bayi lahir dengan berat rendah (BBLR) kurang dari 2,5 kg
KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan janin tidak mendapat nutrisi cukup sehingga pertumbuhannya lambat. Moms mungkin merasa tubuh baik-baik saja, tapi KEK pada ibu hamil bisa membuat Si Kecil tumbuh kecil di dalam kandungan. Saat lahir, beratnya kurang, sehingga ia membutuhkan pemantauan ketat, suhu tubuh sering tidak stabil, dan lebih mudah sakit.
2. Bayi lahir prematur
Ketika KEK pada ibu hamil terjadi, tubuh Moms kesulitan mempertahankan kehamilan hingga waktu kelahiran yang sudah ditentukan. Kekurangan energi dan protein membuat plasenta tidak bekerja optimal, sehingga pencetus persalinan bisa muncul lebih cepat. Prematur membuat Si Kecil belum siap sepenuhnya, organ belum matang, dan perawatan intensif mungkin dibutuhkan.
3. Risiko keguguran
KEK pada ibu hamil meningkatkan risiko keguguran, terutama di trimester pertama. Janin yang tidak memperoleh nutrisi cukup bisa berhenti berkembang. Kondisi tubuh Moms yang terlalu lemah juga menyulitkan organ reproduksi mempertahankan kehamilan. Nutrisi yang tidak optimal akan mempengaruhi proses pembentukan organ-organ penting.
4. Bayi lahir dengan cacat bawaan
KEK pada ibu hamil membuat risiko cacat bawaan lebih tinggi karena pada masa pembentukan organ, terutama trimester pertama, janin membutuhkan zat gizi makro dan mikro seperti asam folat, zat besi, dan protein. Kekurangan nutrisi pada fase ini bisa mengganggu pembentukan sistem saraf, tulang belakang, dan organ vital lainnya.
5. Gangguan perkembangan otak
Otak janin berkembang pesat di trimester kedua dan ketiga. KEK pada ibu hamil dapat menghambat proses ini karena kurangnya asupan protein, DHA, dan energi. Akibatnya, bayi lebih berisiko mengalami keterlambatan perkembangan, kemampuan belajar lebih lambat, atau masalah kognitif jangka panjang.
6. Risiko stunting
Stunting adalah kondisi tinggi badan anak di bawah standar akibat kekurangan gizi jangka panjang. KEK sering menjadi akar masalah stunting karena janin tidak mendapatkan nutrisi optimal selama 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jika KEK pada ibu hamil terjadi lama, pertumbuhan sel tubuh dan otak Si Kecil dapat terganggu permanen.
Tanda-tanda KEK pada ibu hamil
Setelah memahami berbagai dampak KEK pada ibu hamil terhadap Si Kecil, Moms juga perlu mengenali tanda-tanda awalnya. Semakin cepat gejala KEK diketahui, semakin besar peluang untuk mencegah risiko yang lebih berat. Berikut beberapa gejala yang perlu diperhatikan:
- Mudah lemas, letih, dan lesu
KEK pada ibu hamil membuat energi cepat habis sehingga Moms merasa lemah sepanjang hari. - Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
Ini menjadi indikator kuat bahwa cadangan energi tubuh rendah. - Indeks Massa Tubuh (IMT) di bawah 18,5 kg/m²
KEK pada ibu hamil sering terjadi pada Moms dengan berat badan kurang sejak sebelum hamil. - Pucat
Bisa menjadi tanda anemia akibat KEK. - Berat badan turun atau tidak naik sesuai standar kehamilan
Janin di dalam kandungan juga berisiko tidak berkembang optimal. - Anemia
KEK pada ibu hamil biasanya berhubungan dengan kekurangan zat besi dan protein.
Pencegahan dan Penanganan
Pencegahan KEK pada ibu hamil harus dilakukan sedini mungkin, bahkan sejak merencanakan kehamilan. Konsumsi makanan bergizi seimbang setiap hari, termasuk karbohidrat kompleks, protein hewani & nabati, sayuran hijau, buah-buahan, susu, dan air yang cukup. KEK pada ibu hamil dapat dicegah dengan memastikan Moms makan tiga kali sehari ditambah camilan sehat. Jika mual, pilih makanan bertekstur lembut namun tinggi energi seperti bubur ayam, roti, yogurt, atau alpukat.
Moms, sebagai gambaran, kebutuhan gizi harian perempuan usia 19-49 tahun umumnya berada di kisaran 2.150-2.250 kkal dengan sekitar 60 gram protein per hari. Saat hamil, tubuh membutuhkan tambahan energi sekitar 180-300 kkal dan ekstra protein hingga 30 gram per hari untuk mendukung tumbuh kembang janin. Pada ibu hamil yang perlu menaikkan berat badan, termasuk yang mengalami KEK pada ibu hamil, dibutuhkan tambahan sekitar 500 kkal per hari agar kenaikan berat mencapai 0,5 kg per minggu. Dari total tambahan energi tersebut, dianjurkan kurang dari seperempatnya berasal dari protein.
Selain itu, pemeriksaan kehamilan rutin sangat penting untuk mendeteksi KEK pada ibu hamil lebih awal. Dokter akan memantau berat badan Moms, ukuran LILA, dan tumbuh kembang janin. Bila ditemukan tanda-tanda KEK pada ibu hamil, dokter mungkin memberikan suplemen tambahan seperti vitamin, mineral, atau penambah energi. Jangan lupa istirahat cukup dan kelola stres agar fungsi tubuh optimal selama kehamilan.
Siapkan yang Terbaik untuk Si Kecil
Moms, semoga dengan memahami pencegahan KEK pada ibu hamil, Si Kecil dapat tumbuh sehat dan kuat sejak dalam kandungan. Nutrisi Moms adalah pondasi pertama kehidupan Si Kecil, dan menjaga diri berarti menjaga masa depannya. Setelah Si Kecil lahir nanti, kenyamanannya tetap perlu dijaga. Salah satunya dengan memilih popok yang menjaga kulitnya tetap kering sepanjang hari. Moms bisa percaya pada Merries Premium Tape, popok yang dirancang dengan teknologi kenyamanan tinggi agar Si Kecil tidur nyenyak tanpa gangguan.
Merries Premium Tape memiliki lebih dari 5 miliar pori sirkulasi udara, yang membantu udara lembab keluar namun tetap menahan cairan. Artinya, kulit Si Kecil tetap kering dan bebas iritasi meski dipakai lama. Popok ini juga punya bantalan lembut bergelombang yang memungkinkan udara mengalir di antara popok dan kulit, sehingga tidak pengap, tidak lembab, dan nyaman dipakai saat tidur malam.
Permukaannya yang bergelombang dan sangat lembut membantu menangkap kotoran agar tidak menyebar dan tetap berada di satu tempat. Ditambah alarm penanda pipis, Moms jadi tahu kapan waktu mengganti popok. Perekatnya juga bisa dilepas pasang berkali-kali, memudahkan Moms ketika memasangkan popok Si Kecil.
Dengan Merries Premium Tape, Moms bisa lebih tenang karena Si Kecil bisa tidur nyaman semalaman tanpa terganggu popok lembab. Kulitnya tetap kering, lembut, dan bebas iritasi, dan Moms bisa fokus memberikan yang terbaik untuk tumbuh kembangnya. Merries Premium Tape sekarang tersedia di toko online kesayangan Moms, ayo dapatkan segera!